LANSIA SEBATANG KARA TINGGAL DI GUBUK REYOT
-
Rp1,000,000,000
Funding Goal -
Rp0
Funds Raised -
Campaign Never Ends
Campaign End Method
LANSIA SEBATANG KARA TINGGAL DI GUBUK REYOT
“Iya, mbah sudah berpuluhan tahun hidup sendiri. Suami dan anak satu-satunya meninggal semua. Kadang mbah sedih dan merasa kesepian. Tapi gapapa ini sudah jalan Allah, mbah syukuri saja.”
Mbah Ranti panggilannya, dulu Mbah Ranti kesehariannya sebagai buruh harian lepas. Sekarang sudah tidak beraktifitas kembali seperti sediakala.Di usia senjanya yang sudah menginjak 83 tahun, beliau harus bertahan hidup sebatang kara. Suami dan anaknya sudah meninggal.
“Saya punya anak 1, tapi sudah meninggal sejak lama.”
Mbah Ranti tingal di gubuk reyot. Gubuk sederhana ini terlihat sangat tidak layak. Atapnya hanya terbuat dari seng dan temboknya dari anyaman yang sudah bolong-bolong. Didalamnya hanya cukup ruangan untuk tidur saja.
Ketika malam menjelang, mbah Ranti sering kedinginan, karena anyaman yang bolong memberikan celah angin masuk kedalam.
Ditambah lagi, mbah Ranti tidak memiliki selimut. Kini, Mbah Ranti tidak bisa mengharapakan apapun. Beliau hanya ingin tidur nyenyak dan punya selimut yang tebal agar tidak kedinginan.
Untuk makanan sehari-hari, mbah Ranti hanya mengandalkan dari tetangga sekitar. Tak jarang mbah Ranti merasa kelaparan ketika makanan sudah habis.
Sahabat, bayangkan betapa kerasnya kenyataan mbah Ranti. Dibalik kondisi kita yang masih punya keluarga lengkap, bisa tidur dengan nyenyak, ternyata masih ada orang diluar sana yang kedinginan dan kelaparan seperti mbah Ranti.
Yuk berikan donasi terbaik kamu untuk mbah Ranti dan 1000 lansia lainnya agar punya rumah yang layak dan berikan paket sembako supaya tidak kelaparan, dengan cara :
- Pilih nominal pembayaran
- Klik Tombol Donasi Sekarang
- Isi Data Diri
- Klik Buat Pesanan
- Pilih metode pembayaran
- Klik “Lanjutan Pembayaran” dan ikut langkah selanjutnya
Ulasan
Belum ada ulasan.